Selasa, 22 Mei 2012

Cerpen


Kakek dan Dua Orang Cucunya


 Di pinggiran kota terdapat sebuah perkampungan, di sana tinggal seorang kakek dengan dua orang cucunya. Kakek yang bernama Hamidin dan kedua orang cucunya bernama Lisa dan Yoyo. Kedua cucu kakek Hamidin ditinggalkan  oleh kedua orang tuanya ketika mereka masih kecil. Sehingga membuat sekolah mereka sempat terputus, karena kakek Hamidin tidak sanggup untuk membiayai biaya sekolah kedua cucunya itu.Kakek hanya seorang pemulung, tetapi Lisa dan Yoyo tidak perna mengeluh kepada kakek.
    Suatu hari kakek Hamidin melewati sebuah Sekolah Dasar, kakek terhenti sejenak di depan gerbang sekolah, kakek berkata dalam hati "ingin sekali saya memasukkan kedua cucu saya ke sekolah ini, tapi apa daya" setelah kakek tersadar akan lamunannya kakek tertawa sendiri. Ketika kakek berniat akan pergi dari depan gerbang sekolah, keluarlah seoarang yang memakai baju yang begitu rapi, bagus dan bersih. Kemudian di memanggil kakek,
        " ada apa kek?" tanya pemuda itu, yang kebetulan kepala sekolah di sekolah yang dilihat oleh kakek tadi.
        " tidak ada apa-apa cuman mau lihat-lihat saja" kakek menjawab dengan nada suara yang gemetaran.
        " kakek tidak perlu takut, siapa tahu saya bisa membantu". kata kepala sekolah itu.
kakek pun menjelaskan keinginannya kepada kepala sekolah itu, setelah kakek Hamidin selesai menjelaskan keinginanya itu, kepala sekolah itupun tertawa sangat lebar, membuat kakek Hamidin bingung.
        " kakek tidak perlu pikirkan biaya sekolah cucu-cucu kakek, sekarangkan sudah ada dana BOS jadi, tidak ada yang perlu dibayar, besok kakek suruh kedua cucu kakek ke sekolah untuk melanjutkan sekolah mereka" kata kepala sekolah itu kepada kakek dengan penuh senyuma.
        "benarkah Pak??" tanya kakek dengan lantang
        " iya kek...!!!"
Setelah selesai berbincang dengan kepala sekolah itu, kakek langsung pulang ke rumah dengan begitu semangat. Kemudian kakek menyampaikan pesan dari kepala sekolah itu kepada kedua orang cucunya. Lisa dan Yoyo pun merasa sangat senang karena mereka bisa melanjutkan sekolah mereka kembali.
    Keesokkan harinya pun Lisa dan Yoyo pergi kesekolah, meskipun hari pertama mereka masuk sekolah penuh dengan cemooh dari teman-teman sekelas mereka, tetapi mereka tidak perna putus asa, demi mencapai cita-cita mereka.
    Sepulang sekolah mereka pun pergi kesebuah kali yang tidak begitu jauh dari rumah mereka untuk mencuci seragam sekolah mereka, karena Lisa dan Yoyo hanya memiliki satu stel seragam sekolah per orangnya. Begitu semangatnya mereka mencuci, dengan tidak sadar seragam sekolah Yoyo hilang, mereka sangat sedih, tetapi semua itu tidak menghalangi perjuangan mereka untuk mencapai cita-cita mereka. Kebetulan Lisa dan Yoyo tidak bersamaan masuk sekolah, Lisa jam pagi, sedangkan Yoyo siang, maka mereka bergantian memakai seragam sekolah.
    Itupun dilalui setiap hari oleh kedua kakak adik itu, kejadian itupun tak pernah diketahui olek kakek Hamidin.
suatu hari Lisa dijahili oleh teman sekelasnya, dengan membuang buku-buku Lisa ketong sampah, dengan tidak sengaja kepala sekolah melihat kejadian itu, kemudian kepala sekolah mengambil buku yang dibuang ke dalam tong sampah itu, kepala sekolah membaca buku Lisa yang berisikan berbagai cerpen, tanpa sepengetahuan Lisa cerpen-cerpenya itu dilombakan oleh guru Bahasa Indonesianya setingkat Kabupaten. Seminggu setelah cerpen-cerpen itu dikirim, ternyata cerpen-cerpen Lisa mendapat peringkat pertama  tingkat Kabupaten. Guru Bahasa Indonesia Lisa pun memberi tahu kepada Lisa, Lisapun merasa senang, ditambah dengan hadiah yang diperoleh Lisa berupa uang, yang dapat membantu kakek Haimidin untuk membuka usaha. Sehingga sekarang kehidupan mereka lebih baik dari yang biasanya. dan Yoyopun bisa membeli seragam sekolah yang baru.

Tidak ada komentar: