Selasa, 22 Mei 2012

Artikel


POTENSI HIDUP YANG MASKSIMAL

Dalam menghadapi kehidupan di muka bumi ini pasti setiap orang mendambakan masa depan yang lebih baik, kesuksesan dalam karir, rumah tangga dan hubungan sosial, namun seringkali kita terbentur oleh berbagai kendala. Dan kendala terbesar justru ada pada diri kita sendiri. Seharusnya untuk mencapai potensi yang lebih maksimal seseorang harus  keluar dari pola piker yang sempit dan mulai berpikir dengan pradigma yang baru. u
Yang dapat kita lakukan untuk mencapai potensi diri yang lebih maksimal dalam hidup ini seharusnya kita harus memandang kehidupan ini  dengan mata iman, pandanglah dirikita ketika sedang melesat ke level yang lebih tinggi. Kita juga harus  memiliki gambaran mental yang jelas tentang apa yang akan diraih. Gambaran ini harus menjadi bagian dari dirikita, didalam benak, dalam percakapakita, meresap ke pikiran dan dalam perbuatanmu dan dalam setiap aspek kehidupan kita.
Setelah kita memandang akan gambaran dalam diri kita, kita harus mengembangkan gambar diri yang sehat. Dimana kita harus melandasi gambar diri kita diatas apa yang Tuhan katakan tentang kita. Keberhasilan individu  meraih tujuan sangat tergantung pada bagaimana seorang individu itu memandang diri sendiri dan apa yang kita rasakan tentang dirimu. Sebab hal itu akan menentukan tingkat kepercayaan diri dalam bertindak. Fakta menyatakan bahwa  kita tidak akan  pernah melesat lebih tinggi dari apa yangkita  bayangkan mengenai diri sendiri.
Setelah kita dapat mengembangkan diri kita dengan melihat seberapa besar potensi yang terdapat dalam diri kita, lalu kita harus  temukan kekuatan di dalam keadaan yang paling buruk sekalipun. Kita semua menghadapi tantangan dalam hidup ini . KIta semua pasti mengalami hal-hal yang dating menyerang kita. Kita boleh saja dijatuhkan dari luar, tetapi kunci untuk hidup berkemenangan adalah belajar bagaimana untuk bangkit lagi dari dalam.

selanjutnya kita harus  memberi dengan sukacita. Salah satu tantangan terbesar  yang kita hadapi adalah godaan untuk hidup mementingkan diri sendiri. Sebab kita tahu bahwa Tuhan memang menginginkan yang terbaik buat kita, Ia ingin kita makmur, menikmati kemurahanNya dan banyak lagi yang Ia sediakan buat kita, namun kadang kita lupa dan terjebak dalam prilaku mementingkan diri sendiri. Sesungguhnya kita akan mengalami lebih banyak sukacita dari yang pernah dibayangkan apabila kita mau berbagi hidup dengan orang lain.
Selanjutnya kita juga harus  memilih untuk berbahagia hari ini. Kita tidak harus menunggu sampai semua persoalanmu terselesaikan. Kita  tidak harus menunda kebahagiaan  sampai kita mencapai semua sasaranmu. Tuhan ingin kita  berbahagia dalam kondisi apapun. Jadi untuk mencapai potensi diri yang maksimal kita harus lebih percaya diri dengan segala kemampuan yang kita miliki di dalam diri kita sendiri. Jika percaya diri di dalam diri kita sendiri tidak ada maka tidak akan pernah kita memperoleh potensi yang ada dalam diri kita dengan baik. Karena segala sesuatu yang kita ingikan akan tercapai tergantung dengan segala usaha yang kita lakukan untuk menggapainya.                

Cerpen


Kakek dan Dua Orang Cucunya


 Di pinggiran kota terdapat sebuah perkampungan, di sana tinggal seorang kakek dengan dua orang cucunya. Kakek yang bernama Hamidin dan kedua orang cucunya bernama Lisa dan Yoyo. Kedua cucu kakek Hamidin ditinggalkan  oleh kedua orang tuanya ketika mereka masih kecil. Sehingga membuat sekolah mereka sempat terputus, karena kakek Hamidin tidak sanggup untuk membiayai biaya sekolah kedua cucunya itu.Kakek hanya seorang pemulung, tetapi Lisa dan Yoyo tidak perna mengeluh kepada kakek.
    Suatu hari kakek Hamidin melewati sebuah Sekolah Dasar, kakek terhenti sejenak di depan gerbang sekolah, kakek berkata dalam hati "ingin sekali saya memasukkan kedua cucu saya ke sekolah ini, tapi apa daya" setelah kakek tersadar akan lamunannya kakek tertawa sendiri. Ketika kakek berniat akan pergi dari depan gerbang sekolah, keluarlah seoarang yang memakai baju yang begitu rapi, bagus dan bersih. Kemudian di memanggil kakek,
        " ada apa kek?" tanya pemuda itu, yang kebetulan kepala sekolah di sekolah yang dilihat oleh kakek tadi.
        " tidak ada apa-apa cuman mau lihat-lihat saja" kakek menjawab dengan nada suara yang gemetaran.
        " kakek tidak perlu takut, siapa tahu saya bisa membantu". kata kepala sekolah itu.
kakek pun menjelaskan keinginannya kepada kepala sekolah itu, setelah kakek Hamidin selesai menjelaskan keinginanya itu, kepala sekolah itupun tertawa sangat lebar, membuat kakek Hamidin bingung.
        " kakek tidak perlu pikirkan biaya sekolah cucu-cucu kakek, sekarangkan sudah ada dana BOS jadi, tidak ada yang perlu dibayar, besok kakek suruh kedua cucu kakek ke sekolah untuk melanjutkan sekolah mereka" kata kepala sekolah itu kepada kakek dengan penuh senyuma.
        "benarkah Pak??" tanya kakek dengan lantang
        " iya kek...!!!"
Setelah selesai berbincang dengan kepala sekolah itu, kakek langsung pulang ke rumah dengan begitu semangat. Kemudian kakek menyampaikan pesan dari kepala sekolah itu kepada kedua orang cucunya. Lisa dan Yoyo pun merasa sangat senang karena mereka bisa melanjutkan sekolah mereka kembali.
    Keesokkan harinya pun Lisa dan Yoyo pergi kesekolah, meskipun hari pertama mereka masuk sekolah penuh dengan cemooh dari teman-teman sekelas mereka, tetapi mereka tidak perna putus asa, demi mencapai cita-cita mereka.
    Sepulang sekolah mereka pun pergi kesebuah kali yang tidak begitu jauh dari rumah mereka untuk mencuci seragam sekolah mereka, karena Lisa dan Yoyo hanya memiliki satu stel seragam sekolah per orangnya. Begitu semangatnya mereka mencuci, dengan tidak sadar seragam sekolah Yoyo hilang, mereka sangat sedih, tetapi semua itu tidak menghalangi perjuangan mereka untuk mencapai cita-cita mereka. Kebetulan Lisa dan Yoyo tidak bersamaan masuk sekolah, Lisa jam pagi, sedangkan Yoyo siang, maka mereka bergantian memakai seragam sekolah.
    Itupun dilalui setiap hari oleh kedua kakak adik itu, kejadian itupun tak pernah diketahui olek kakek Hamidin.
suatu hari Lisa dijahili oleh teman sekelasnya, dengan membuang buku-buku Lisa ketong sampah, dengan tidak sengaja kepala sekolah melihat kejadian itu, kemudian kepala sekolah mengambil buku yang dibuang ke dalam tong sampah itu, kepala sekolah membaca buku Lisa yang berisikan berbagai cerpen, tanpa sepengetahuan Lisa cerpen-cerpenya itu dilombakan oleh guru Bahasa Indonesianya setingkat Kabupaten. Seminggu setelah cerpen-cerpen itu dikirim, ternyata cerpen-cerpen Lisa mendapat peringkat pertama  tingkat Kabupaten. Guru Bahasa Indonesia Lisa pun memberi tahu kepada Lisa, Lisapun merasa senang, ditambah dengan hadiah yang diperoleh Lisa berupa uang, yang dapat membantu kakek Haimidin untuk membuka usaha. Sehingga sekarang kehidupan mereka lebih baik dari yang biasanya. dan Yoyopun bisa membeli seragam sekolah yang baru.

artikel


Meraih Kesuksesan dengan AKU
Arti sukses itu tidak relatif, yaitu meraih apa yang diinginkan. Yang relatif adalah meraih kesuksesan di dunia, karena setiap orang memiliki keinginan yang berbeda. Sukses hakiki itu sama bagi semua orang yang beriman, yaitu meraih ridho ALLAH dan mendapatkan surganya. Setelah kita mengetahui tentang ajang pembentuk diri, penentu masa depan kita yang pasti kita juga ingin mencapainya dengan berbagai cara meskipun kadang kurang layak untuk di lakukan, kenyataaan yang sudah terbentang luas membuat kita semakin tahu bahwa banyak sekali orang-orang yang mencapai cita-citanya dengan cara yang pastinya tidak layak untuk disebutkan. Jadi meskipun banyak orang yang mencapai cita-cita mereka dengan sesuatu hal  yang kurang layak, sebaiknya kita melakukannya dengan sesuatu yang baik.
  Hal yang dapat kita lakukan demi mencapai suatu cita-cita dengan cara yang baik, seperti menanamkan AKU di dalam diri kita. AKU (Ambisi dan cita-cita, Keinginan, Usaha), kita lihat dalam kehidupan ini memang perlu adanya ambisi dan cita-cita, karena kalau saja itu tidak dimiliki oleh seseorang individu dalam menjalankan hidup ini maka mereka tidak akan mengetahui jalan hidup yang akan mereka tempuh. Jika mereka memiliki suatu pedoman atau sebuah target  dan cita-cita yang hendak dicapai maka mereka akan lebih tertuntun untuk menjalankan segala sesuatunya. Menjalani kehidupan janganlah seperti air yang mengalir, meski mereka menuju satu tujuan tapi jalur mereka sangatlah tidak jelas. Mungkin saja air yang mengalir ini harus melewati berbagai tempat yang menjijikkan, apakah kita mau menjalani kehidupan semacam itu?
Untuk  mencapai segala sesuatu yang kita inginkan banyak terdapat berbagai rintangan. Tapi sebuah rintangan itu merupakan sebuah tolak ukur bagi kita dalam melakukan sesuatu, karena semua orang yang menghadapi rintangan termasuk orang yang sukses saat itu, karena orang yang sukses, orang yang mampu mengatasi rintangan itu.
Setalah kita memiliki subuah target ataupun cita-cita yang hendak kita capai harus mengiringinya dengan keinginan yang kuat untuk menggapainya. Karena kalua saja tidak kita iringi suatu cita-cita dengan keinginan yang kuat, maka semua itu tidak akan mudah tercapai. Dengan keinginan ini akan muncul rasa percaya diri dalam diri kita, dengan adanya percaya diri dalam diri kita maka faktor penghambat untuk meraihnya akan dapa kita lalui dengan sendirinya.
Setelah ambisi dan cita-cita kita diiringi oleh keinginan yang kuat, kita juga harus menambahkan dengan usaha yang baik demi mencapai sesuatu yang kita inginkan. Karena segala sesuatu yang hendak kita inginkan kalau tidak diiringi dengan usaha semua itu akan serasa sia-sia saja. Dan apa yang kita peroleh tidak seindah dan sebaik yang kita pikirkan.
Jika semua itu kita lakukan maka tidak akan ada lagi anggapan atau pikiran mengenai cita-cita seperti sewaktu masa kecil, ada alasan tertentu kenapa pada waktu kita kecil dulu suka ditanya, “Kalau sudah besar nanti, apa cita-citamu?”. Karena begitu polosnya kita pada waktu itu, mungkin kebanyakan akan menjawab untuk bercita-cita sebagai seorang dokter, pilot, tentara, atau terkadang ada saja yang menjawab dengan kepolosannya itu kalau dia ingin masuk surga.
Dan karena ketidak tahuan dari kita dengan maksud yang sebenarnya dari pertanyaan cita-cita itu, sehingga apa yang kita jawab pada waktu itu seakan tidak bisa mempengaruhi pikiran kita untuk meraih cita-cita itu. Seharusnya kita sadar untuk apa kita berusaha meraih cita-cita yang pernah kita ucapkan pada waktu kecil dulu, dengan begitu AKU harus ada di dalam diri kita.
Maka dari itu, tentukan dan berusaha untuk meraih cita-cita mulai dari sekarang adalah hal yang sudah seharusnya kita lakukan untuk menuju kehidupan yang lebih baik di masa depan nanti. Meski jalurnya tidak mudah untuk dilewati, tapi selama kita tahu jalan-jalan yang harus dilalui maka kita tidak perlu untuk melewati jalur yang tidak kita inginkan seperti ilustrasi air tadi.

Selasa, 01 Mei 2012

Analisis puisi Dewi Firmadani



KAMI DAN KALIAN
Kalian tinggal dalam rumah kebodohan, karena
Dalam rumah ini
Tiada cermin kaca buat memandang jiwa.
Kami menghelas nafas panjang, dan
Dari keluhan ini
Terbitlah bisikan bunga-bunga dan gemerisik
Daunan Dan bisikan anak sungai..

Kami hiba akan kekerdilan setera kebencian
Kalian
Akan kejayaan kami; antara rasa hiba kami dan
Kebencian kalian, sang waktu berhenti tertahan.

Kami menghadapimu sebagai teman, tapi kalian
Menyerang kami sebagai musuh; antara
Ersahabatan
Kam dan permusuhan kalian, terbentang jurang
Dalam
Yang dialiri darah dan airmata




Analisis puisi ( KAMI DAN KALIAN)
Dilihat dari semantika, Puisi ini menggambarkan antara dua sosok yang berbeda, sosok tersebut diujudkan dalam kata kami, sedangkan sosok lain kalian, ada pertentangan yang ingin disampaikan oleh aku lirik, tentang hal-hal yang begitu rumit. Kerumitan itu tergambar dalam kebencian yang beitu mendalam.
Pada bait pertama puisi ini lebih menekankan kepada ketidak pahaman  akan konsep diri sendiri akan kebodohan. Pada bait kedua sangat kental terasa nuansa perbedaan yang disisipi kebencian yang terus ada. Sedangkan bait ketiga sosok kami lebih diambarkan sebagai kelompok  yang bijaksana dalam merangkul lawannya untuk menyatu ide-ide dan konsep pemahaman. Dalam realitanya puisi ini ingin menyindir kelompok-kelompok  yang bertikai  untuk sesuatu yang belum tentu benar, banyak kita ketahui di masyarakat namyak tersulut emosinya untuk hal-hal  yang sepertinya tidak penting mungkin  pada masa ini banyak terjadi konflik-konflik pemahaman antar satu kelompok dengan kelompok yang lainnya. Kebanyakan dari  konflik tersebut diawali oleh adanya prapoganda dan tidak ada acuan khususdalam menilai suatu kebenaran.  Hal ini sama dengan kutipan bait pertama “ tiada cermin kaca buat memandang jiwa”  berselisih paham tanpa tahu apa yang mereka selisihkan, hingga akhirnya muncullah duka dan keruian di kedua belah pihak, seperti kutipan terakhir “ kami dari permusuhan kalian”.
Kemudian kita lihat dari tiporafi Dalam puisi “ Kami dan Kalian” karangan Khalil Gibran ini menggunakan tipografi puisi dalam bentuk umum dengan menggunakan system kalimat umum dengan menggunakan system kalimat dalam bentuk lirik dan bait, ada juga dipadukan dengan tipografi dalam bait simantik, tipografi ini bersifat umum, karena tidak begitu banyak kerumitan dalam penulisan puisi ini. Sehingga membuat para pembaca mudah untuk memahami makna yang hendak disampaikan penyair dalam puisi itu.
Puisi  karya  Khalil Gibran juga terdapat semeotika ini banyak terdapat pencitraan-pencitraan dan gaya bahasa, hal ini sesuai dengan kepribadian pengarang “ Khalil Gibran”  itu sendiri yang bersifat  sangat puitis, kepuitisan itu terlihat  pada beberapa frase  dalam beberapa bait. Pencitraan yang digunakan pengarang disini terdiri dari, pencitraan pendengaran yang digabungkan dengan pencitraan  penglihatan yakni “ bisikan bunga-bunga” dan “  yang dialiri darah dan airmata”. Dalam gaya bahasa puisi ini memiliki majas  personofikasi yaitu “ bisikan bunga”  pengarang juga menggunakan majas hiperbola pada lirik “rumah kebodohan” , kemudian pengarang juga menggunakan majas metafora “ kekerdilanmu setara kebencian”.









KERENDAHAN HATI
Kalau engkau tak mampu menjadi beringin
Yang tegak dipuncak bukit
Jadilah belukar, tetapi belukar yang baik,
Yang tumbuh di tepi danau

Kalau kamu tak sanggup menjadi belikar,
Jadilah saja rumput, tetapi rumput yang
Memperkuat tanggul pinggiran jalan

Kalau engkau tak mampu menjadi jalan raya
Jadilah saja jalan kecil,
Tetapi jalan setapak yang
Membawa orang ke mata air

Tidaklah semua menjadi kapten
Tentulah harus ada awak kapalnya…
Bukan besar kecilnya tugas yang menjadikan tinggi
Rendahnya nilai dirimu
Jadilah saja dirimu…
Sebaik-baiknya dari dirimu sendiri




Analisis puisi (Kerendahan Hati)

Puisi ini memberikan pesan pada pembaca untuk menjadi seseorang yang bisa bermanfaat untuk orang sekitarnya, meski tidak dalam cakupan yang terlalu besar, selalu ada kesempatan bagi  seseorang  untuk memanfaatkan potensi dirinya bai orang lain. Misalnya jika kita tidak bisa menjadi seseorang yang berguna dalam suatu bidang, kita masih bisa memanfaatkan bidang lain yang mungkin kita bisa untuk melakukannuya. Misal menurt aku lirik kita tidak harus menjadi pohon yang besar untuk membantu orang lain, kita masih bisa menjadi akar untuk memperkokoh pohon tersebut, kalaupun tidak bisa menjadi akar tersebut, kita masih bisa menjadi rumput yang memperkuat tanggul jalan.  Karena kita bisa untuk menjadi lebih baik dengan kemampuan kita sendiri.

Dalam puisi karya Taufik Ismail yang berjudul kerendahan hati ini menggunakan tipografi puisi yang berbentuk umum dengan menggunakan system kalimat dan bait dalam puisinya, tiporafinya bersifat umum karena pengarang tidak terlalu banyak menggunakan kata-kata yang sulit untuk dibaca oleh setiap pembaca puisi tersebut. Dpat dilihat pada bait kedua “ kalau kamu tidak sanggup menjadi belukar, jadilah saja rumput, tetapi rumput yang memperkuat tangul pinggiran jalan”, dari bait kedua ini tampak bahwa pengarang menggunakn  system kalimat dalam  lirik umum, apa yang ingin disampaikan pengarang disini dapat dengan mudah para pembaca memahaminya.

Pada puisi karya Taufik Ismail yang berjudul kerendahan hati  ini banyak mengunakan pencitraan-pencitraan dan gaya bahasa yang menarik dan dalam penerimaan makna dari puisi tersebut sangatlah mudah. Sesuai dengan kepribadian pengarangnya  Taufik Ismail yang begitu sangat puitis, kepuitisan dari pengarangnya ini terlihat dari pencitraan penglihatan yang terdapat dalam puisi ini “ yang tegak dipuncak bukit” dan dari segi gaya bahasa yang diunakan pengarang dalam pembuatan puisi ini terdapat beberapa buah majas, seperti majas personofikasi “ jalan setapak yang membawa orang ke mataair” disini penarang membuat suatu benda yang tidak hidup seolah-olah hidip, kemudian majas metafora “ menjadi jalan raya” dan majas hiperbola “ tidak semua menjadi kapten”.






DIPONEGORO
Di mas pembangunan ini
Tuan hidup kembali
Dan bara kaum menjadi api
Di depan sekali tuan menanti
Tak  gentar.  Lawan banyaknya seratus kali
Pedang di kanan, keris di kiri
Berselubung semangat yang tak bisa mati
Maju
Ini barisan tak bergendrang-berpadu
Kepercayaan tanda menyerbu
Sekali beranti
Sudah itu mati
Maju
Baimu negeri
Menyediakan api
Pernah  di atas menghamba
Binasa di atas ditinda
Sungguhpun dalam ajal baru tercapai
Jika hidup harus merasai

Maju
Serbu
Serang
Terjang
Analisis puisi (Diponeoro)

Pada puisi Chairil nwar yang berjudul Diponegoro ini menggambarkan masalah kemanusiaan yang bersifat universal, dan memperlihatkan perjuangan para pejuang nasional pada zaman 1945, disini pengarang menceritakan perjuangan yang dilakukan oleh para pejuang melawan para penjajah yang hendak menguasai negerinya, pada bait pertama puisi ini lebih menekankan kepada sikap percaya diri dari para pejuang, yang selalu entar dalam keadaan apapun, mereka yakin bisa untuk mengalahkan lawan. Pada bait kedua terlihat sangat kentalnya semangat para pejuang , sedankan pada bait ketiga pengarang lebih menggambarkan  sebagai kelompok yang bijaksana dalam merangkul lawannya untuk mencapai suatu kemerdekaan. Dalam realitanya puisi inimenggambarkan beitu besarnya perjuangan para pejuang untuk meraih kemerdekaan, apapun akan mereka lakukan demi neerinya hal ini sama dengan kutipan puisi di atas “ tak gentar. Lawan banyaknya seratus kali, pedang di kana, keris di kiri.
Pada puisi ini lebih bercorak lebih bebas, tidak terikat pada pembagian bait, baris, tema, sehingga banyak terdapat kerumitan dalam puisi ini. Dalam pengekspresikan sebuah bunyi yang menentang kepada pembaca, dan bunyi pada puisi Chairil Anwar ini  beitu lugar dan menarik, puisi yang dapat menimbulkan jiwa semangat di dalam puisi ini seprti lirik “ maju, serbu, serang, terjang”.

Dalam puisi ini terdapat pencitraannya  adalah pencitraan penglihatan dan majas-majas. Dalam puisi ini sepertinya pengarang lebih mementingkan isi dari pada bentuknya, dalam penggunaan kata-kata pun pengarang  lebih bersifat agak keras. Citraan penglhatan yang digunakan pengarang terlihat pada lirik “ di depan sekali tuan menanti”. Majas-majas yang digunakan  pengarang seperti majas personofikasi “ bagimu neger, menyediakan api”. Penggunaan kata-kat yang keras oleh pengarang seperti “ maju, serbu, serang, terjang”.













KU INGAT PADAMU

Ku ingat padamu bila fajar
Merahkan langit di sebelah timur
Ku ingin kepadamu bila senja
Mencium bunga yang kan tidur

Ku ingat padamu bila malam
Sepi  berbunga bintan bercahaya
Kuingat kepadamu bila bulan
Telah berderes pernama raya

Kuingat padamu aku seblu
Sampaikan aku turutkau bak
Barisan badan pangkuan buar
Tempat segala menjadi lupa









Analisis puisi (Ku Ingat Padamu)
Puisi ini menggambarkan suatu perasaan seseorang sosok tersebut diujutkan dalam kata ku, sedangkan  sosok lain mu, ada sebuah perasaan kerinduan pada sosok ku terhadap sosok mu dalam puisi ini. Kerinduan itu terambar dalam kesungguhan  yang beitu mendalam pada diriku.
Terlihat dari ketiga puisi itu menggambarkan kebijaksanaan dan kesungguhan  dalam merangkul keininannya untuk dapat mengungkapkan segala yang diinginkan.  Realitanya puisi ini ingin menyampaikan perasaan pengarang terhadap seseorang yang dikenalnya dengan baik, tetapi semua itu hanya dapat menjadi sebuah harapan yang takkan mungkin gapai.

Dalam puisi ini pengarang menggunakan tipografi puisi dalam bentuk umum dengan menggunakan tipografi puisi dalam bentuk umum dengan menggunakan sisitem kalimat  dalam lirik dan bait. Karena dalam puisi ini tidak terlalu banyak kata-kata yang sulit untuk dipahami oleh pembaca, sehingga pembaca dapat memahami maksud dan tujuan dari puisi itu dengan baik.

Penggunaan gaya bahasa dalam puisi ini tidak lagi mengunakan perumpamaan klise,petatah, peribahasa, pada puisi ini bahasa yang diunakan agak  bersifat mengiba-iba. Pada uisi ini juga terdapat beberapa majas seperti majas personifikasi “ mencium bunga yang kan tidur” dan majas metafora “ sepi berbunga bintang bercahaya”.  Dalam puisi ini jua tampak kepuitisan dari pengarangnya.












KATA SELEMBAR KERTAS SEPUTIH
SALJU
Kata selembar kertas seputih salju, “Aku tercipta secara murni,
Karena itu aku akan tetap merniselamanya.
Lebih baik aku dibakar dan kembali menjadi abu putih daripada
Menderita karena tersentuh keelapan atau
Didekati oleh sesuatu yang kotor.”

Tinta botol mendengar kata kertas itu. Ia tertawa dalam hatinya
Yang hitam, tapi tak berani mendekatinya.
Pensil-pensil beraneka warnapun mendengarnya , dan
Merekapun tak perna mendekatinya. Dan selembar
Kertas yang seputih salju itu tetap suci dan murni
Selama-lamanya suci dan murni dan kosong.










Analisis puisi (Kata Selembar Kertas Seputih Salju)
Dalam puisi karya Kahlil Gibran yang berjudul “KATA SELEMBAR KERTAS SEPUTUH SALJU” ini beliau mengambarkan sosok seorang manusia yang baru diciptakan, yang belum tenoda oleh apapun, yang masih bersih belum berlimangan dosa, dan dalam puisi ini dia berharao pada akhir ayatnya nanti, dia kebali dengan keadaan bersih. Dalam realitanya puisi ini ingin menyindir  para individu-individu yang berada di muka bumi ini yang banyak bergelimangan dosa dalam kehidupan sehari-harinya, bagi mereka yang tidak bisa mengendalikan diri mereka sendiri akan merasakan hal tersebut. Terlihat dalam lirik puisi di atas “ lebih baik aku dibakar dan kembali menjadi abu putih dari pada menderita karena tersentuh kegelapan atau didekati oleh sesuatu yan kotor.”
Dalam puisi “ Kata Selembar Kertas Seputih Salju” karangan Khalil Gibran ini menggunakan tipografi puisi dalam bentuk umum dengan menggunakan system kalimat umum dengan menggunakan system kalimat dalam bentuk lirik dan bait, ada juga dipadukan dengan tipografi dalam bait simantik, tipografi ini bersifat umum, karena tidak begitu banyak kerumitan dalam penulisan puisi ini. Sehingga membuat para pembaca mudah untuk memahami makna yang hendak disampaikan penyair dalam puisi itu.


Puisi  karya  Khalil Gibran ini banyak terdapat pencitraan-pencitraan dan gaya bahasa, hal ini sesuai dengan kepribadian pengarang “ Khalil Gibran”  itu sendiri yang bersifat  sangat puitis, kepuitisan itu terlihat  pada beberapa frase  dalam beberapa bait. Pencitraan yang digunakan pengarang disini terdiri dari, pencitraan pendengaran yang digabungkan dengan pencitraan  penglihatan yakni “ tinta botol mendengar kata kertas itu” dan “  selama-lamanya suci dan murni dan kosong”. Dalam gaya bahasa puisi ini memiliki majas  personofikasi yaitu “ kata selembar kertas seputih salju”  kemudian pengarang juga menggunakan majas metafora “ menderita karena tersentuh  kegelapan”.